COMFORT LEVEL OF GREEN OPEN SPACE IN BANDAR LAMPUNG BASED ON CLIMATE AND HUMIDITY
DOI:
10.29303/jbl.v5i1.847Published:
2022-03-08Issue:
Vol. 5 No. 1 (2022)Keywords:
humidity, temperature, city parkArticles
Downloads
How to Cite
Downloads
Metrics
Abstract
Green open space is used as microclimate control in the cities besides its function as a recreational and sports facility for communities. The existence of green open space needed by the community to control and integrity and quality of the environment especially in the city. There was very little research and assessment on green open spaces in Bandar Lampung. The latest research conducted in 2015 about green open spaces showed that only 2,121 ha left in Bandar Lampung. The study aimed to determine the temperature and humidity in the three most visited green open spaces in Bandar Lampung contained Taman Dipangga, Taman Gajah, and Taman Kalpataru. The data were taken in 2019 using the Temperature Humidity Index formula. The results showed that the highest temperature was found in Taman Gajah (34,39 oC), and the lowest was in Taman Kalpataru (27,47 oC). The high temperature in Taman Gajah was due to the lack of shade vegetation in the park. Based on the function of green open space to fill the need of ecological functions, Taman Gajah needs to be improved by adding vegetation with a dense type of canopy density and a variety of cropping patterns to withstand temperature and humidity.References
Achsan, A. C., Rizkhi. & Awalia, R. (2019). Perencanaan lanskap kawasan perkotaan Kota Palu berbasis mitigasi temperatur permukaan lahan. J. Belantara, 2(1), 43-52.
Annisa, N., Kurnain, A., Indrayatie, E.R., & Peran, S.B. (2015). Iklim mikro dan indeks ketidaknyamanan taman kota di Kelurahan Komet Kota Banjarbaru. J. Enviro Scienteae, 11,143-151.
Atmojo, S. W. (2007). Pertanian Sehat Ramah Lingkungan. J. Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia Solo, 1 - 10.
Balitbangda. (2016). Penyusunan pra-desain Ruang Terbuka Hijau Pahoman Kota Bandar Lampung, 37.
Chaudhry, S. & Panwar, J. (2016). Evaluation of air pollution status and anticipated performance index of some tree species for green belt development in The Holy City of Kurukshetra, India. International Journal for Innovative Research in Science and Technology, 2(9), 26-277.
Choirunnisa, B., Setiawan, A. & Masruri, N. W. (2017). Tingkat kenyamanan di berbagai Taman Kota Di Bandar Lampung. J. Sylva Lestari, 5(3), 48-57.
Direktorat Jendral Penataan Ruang. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum.
Erly, H., Wulandari, C., Safe'i, R., Kaskoyo, H.& Winarno, G.D. 2019. Keanekaragaman jenis dan simpanan karbon pohon di Resort Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. J. Sylva Lestari, 7(2), 139 - 149.
Farisi, S. Al, Ramdlani, S. & Haripradianto, T. (2017). Pengoptimalan fungsi ruang terbuka hijau pada komplek Hutan Kota Velodrom Sawojajar. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 5(2), 1-10.
Fandeli, C. & Muhammad. (2009). Prinsip-prinsip Dasar Mengkonservasi Lanskap. Buku. Yogyakarta: UGM Press.
Femy. Budiarti, T. & Nasrullah, N. (2014). Pengaruh tata hijau terhadap suhu dan kelembaban relatif udara, pada Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong. J. Lanskap Indonesia, 6(2), 231- 28.
Fernando, D. E., Sukerta, I. M. & Suryana, I.M. Inventarisasi pepohonan pada kawasan hutan di Kabupaten Jembrana. J. Agrimeta, 6(12), 42 - 51.
Hamidi, M., Kavianpour, M. R. & Shao, Y. (2013). Synoptic analysis of dust storms in the middle east. J. Asia-Pacific Journal Atmos. Sci, 49(3),279-286.
Irwan, Z. D. (2007). Prinsip-prinsip Ekologi: Ekosistem Lingkungan dan Pelestarian. Jakarta: Bumi Aksara.
Karyono, T. H. (2005). Fungsi ruang hijau kota ditinjau dari aspek keindahan, kenyamanan, kesehatan dan penghematan energi. J. Teknologi Lingkungan, 6(3),452 - 457.
Kleerekoper, L., Marjolein van E., Salcedo.B.T. (2012). How to make a city climate-proof, addressing the urban heat island effect. J. Resources, Conservation, and Recycling, 64, 30 - 38.
Hayati, J., Sitorus, S.R.P & Nurisjah, S. (2013). Pengembangan ruang terbuka hijau dengan pendekatan Kota Hijau Di Kota Kandangan. J. Tata Loka,15(4), 306 – 316,.
Hendrasarie, N. (2007). Kajian efektifitas tanaman dalam menjerap kandungan Pb di udara. J. Rekayasa Perencanaan, 3(2), 1-15 pp.
Hidayat, M. S. (2016). Kenyamanan termal pada ruang terbuka hijau di Jakarta Pusat. J. Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan, 6(1), 1-8.
Ikhsanuddin, P. and Satriana, N. Analisis perubahan penggunaan lahan rth publik kota bandar lampung tahun 2009-2015. Jurnal Penelitian Geografi, 3(2),1-12.
Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Irwan, S.N.R & Kharuddin. (2010). Studi kenyamanan untuk aktivitas di lanskap hutan kota UGM. Studi kasus : Klaster Agro UGM. Jurnal Ilmu Kehutanan, 4(2), 99–110.
Kalfuadi. (2009). Analisis temperature heat index (THI) dalam hubungannya dengan ruang terbuka hijau (Studi Kasus : Kabupaten Bungo - Propinsi Jambi). FMIPA. Bogor: IPB.
Lakitan, B. (2002). Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Livesley, S. J., McPherson, G. M. & Calfapietra, C. (2016). The urban forest and ecosystem services: impacts on urban water, heat, and pollution cycles at the tree, street, and city scale. Journal of Environment Quality, 45(1),119.
Mannan, A.(2007). Faktor kenyamanan dalam perancangan bangunan (kenyamanan suhu termal pada bangunan). J. Ichsan Gorontalo, 2(1), 466-473.
Masruroh, H. (2013). Hubungan ruang terbuka hijau (RTH) dengan suhu dan kelembaban dalam kajian iklim mikro di Kota Malang. J. Online UM, 2(2), 3-11.
Mustika, S.W. (2001). Manfaat Ruang Terbuka Hijau dalam Menurunkan Temperatur Udara di Kawasan Perkotaan (DKI Jakarta). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Obi, N. I. (2014). The influence of vegetation on microclimate in hot humid tropical environment-a case of Enugu Urban. International Journal of Energy and Environmental Research, 2(2),28-38.
Ochoa, J.M.I. & Marincic, I. (2005). Thermal comfort in urban spaces: The case of very warm and dry climate’. International Conference “Passive and Low Energy Cooling for the Built Environment†Santorini, Greece, 785-789.
Paulina, P.D. (2018). Kajian kesesuaian fungsi taman kota sebagai ruang terbuka hijau. J. Swara Bhumi, 5(6), 170-177.
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung. (2011). Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030. 65.
Prasetya, E., Hermawansyah. & Hidayati, D. (2017). Analisis tingkat kenyamanan ruang terbuka hijau Taman Kota Tengah, Taman Rekreasi Damai dan Taman Semart Nursery di Kota Gorontalo. P. National Seminar, 411, 285–291.
Putritama, D. & Sufianto, H. (2018). Pengaruh green roof terhadap kenyamanan termal bangunan perpustakaan pusat Universitas Indonesia. J. Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 6(1), 1-12.
Rahim, R., Asniawaty., Martosenjoyo, T., Amin, S.& Hiromi, R. (2016). Karakteristik data temperatur udara dan kenyamanan termal di Makassar. Proceeding Temu Ilmiah IPLBI, 75 – 78.
Ramadhani, S., Yuwono, S. B., Setiawan, A. & Banuwa, I. S. (2019). Pemilihan jenis pohon menjerap debu di median jalan Kota Bandar Lampung. J. Belantara, 2(2), 134-141.
Rusyda, H. F. S., Harsritanto, B. I. R. & Widiasturi, R. (2017). Sifat material pada ruang terbuka di Kota Lama yang terkait dengan termal. J MODUL, 17(2), 85-88.
Sanger, Y. Y. H. S., Rogi, J. E. X. & Rombang, J. (2016). Pengaruh tipe tutupan lahan terhadap iklim mikro di Kota Bitung. J. Agri-Sosio Ekonomi Unsrat, 12(3), 105–116.
Santi., Belinda, S., Rianty, H. & Aspin. (2019). Identifikasi iklim mikro dan kenyamanan termal ruang terbuka hijau di Kendari. J. Arsitektur, 18(1), 23-24.
Sapariyanto, S., Yuwono, S. B., & Riniarti, M. (2016). Kajian iklim mikro di bawah tegakan Ruang Terbuka Hijau Universitas Lampung. Jurnal Sylva Lestari, 4(3), 114-123.
Saputro, T. H., Fattimah, I. S. & Sulistyantara, B. (2010). Studi pengaruh area perkerasan terhadap perubahan suhu udara. I. Lanskap Indonesia, 2(2),76-83.
Satriana, N. (2015). Analisis perbuahan penggunaan lahan RTH Publik Kota Bandar Lampung tahun 2009-2015. J. Penelitian Geografi. 3(2): 1-12 pp
Setyowati, D. L. (2008). Iklim mikro dan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Semarang. J. Manusia dan Lingkungan, 15(3), 125 – 140.
Siregar, H. H. & Kusuma, H. E. (2015). Tingkat kenyamanan taman kota sebagai ruang interaksi masyarakat perkotaan. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, 161–166.
Surmi., Ihsan, N. & Patandean, A. J. (2016). Analisis kelembaban udara dan temperatur permukaan dangkal dengan menggunakan hygrometer dan thermocouple di daerah Pincara Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. J. Sains dan Pendidikan Fisika, 12(2), 204–208.
Talaia, M., Meles, B., & Teixeira, L. (2013). Evaluation of the Thermal Comfort in Workplaces—a Study in the Metalworking Industry. Occupational Safety and Hygiene, 473 - 478.
Taufiq, A., Riniarti, M. Duryat. & Yuwono, S. B. (2019). Soil biophysics in Khilau Watershed. J. Enviroscienteae, 15(1), 1 – 9 p.
Ujwala, G., Noor, R., Annisa, N. & Riduan, R. (2018). Pemetaan indeks kenyamanan Universitas Lambung Mangkurat. J. Teknik Lingkungan, 4(2),77 – 87.
Wati, T. & Fatkhuroyan. (2017). Analisis tingkat kenyamanan di DKI Jakarta berdasarkan indeks THI. J. Ilmu Lingkungan, 15(1), 57-63.
Yanti, F., Persada, C. & Setiawan, A. (2018). Kualitas ruang terbuka hijau publik di Kota Bandar Lampung. Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia, 236 – 243.
Zahra, A.F., Sitawati & Suryanto, A. (2014). Evaluasi keindahan dan kenyamanan Ruang terbuka hijau (RTH) Alun-Alun Kota Batu. J. Produksi Tanaman, 2(7), 524 – 532.
Zoer'aini. (2005). Tantangan Lingkungan dan Lanskap Hutan Kota. Jakarta: Buku. Bumi Aksara.
Author Biographies
Azhary Taufiq, Lampung University
Christine Wulandari
License
Copyright (c) 2022 Jurnal Belantara
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
The Authors submitting a manuscript has understood that if accepted for publication on Jurnal Belantara, the copyright of the article shall be assigned to Jurnal Belantara of the Forest Study Program University of Mataram as the publisher of the journal. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all forms and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
Jurnal Belantara of the Forest Study Program University of Mataram and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions, or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Jurnal Belantara are the sole responsibility of their respective authors and advertisers.
We strongly encourage that manuscripts be submitted to the online journal system in http://belantara.unram.ac.id/index.php/JBL/index. Authors are required to create an account and submit the manuscripts online. For submission inquiries, please follow the submission instructions on the website. If the author has any problems with the online submission, please contact Editorial Office at the following email: [email protected]
Contributors are responsible for obtaining permission to reproduce any materials, including photographs and illustrations, for which they do not hold the copyright and for ensuring that the appropriate acknowledgments are included in the manuscript.
Users of this website will be licensed to use materials from this website following the Creative Commons Attribution 4.0 International License. No fees charged. Please use the materials accordingly.
